Safuad Galang Warga: Demokrasi Bukan Sekadar Wacana
Kutai Timur, Nusapala.id – Suasana hangat menyelimuti RT 20, Marga Rukun, Kelurahan Sangatta Selatan, Kabupaten Kutai Timur, Sabtu (19/7). Sekitar pukul 15.00 WITA, puluhan warga berbondong-bondong memenuhi lokasi pelaksanaan “Penguatan Demokrasi Daerah Ke-6” yang digagas oleh Safuad, SE. Kegiatan ini menjadi ruang partisipatif bagi masyarakat, dengan tema yang menyentuh akar kehidupan berbangsa: Hak dan Kewajiban Warga Negara.
Digelar secara mandiri dan terbuka, kegiatan ini menghadirkan dua narasumber kunci yang membedah tema dari perspektif kebijakan dan praksis. Mukhtar dari Kesbangpol mengurai pentingnya pemahaman hak-hak sipil dalam konteks negara demokratis. Ia menekankan bahwa partisipasi aktif warga bukan hanya hak, tetapi juga bentuk tanggung jawab moral dalam menjaga keberlangsungan demokrasi lokal.
“Warga Sangatta Selatan adalah pelaku langsung demokrasi. Jika suara mereka tak terdengar dalam musyawarah maupun pemilihan, maka legitimasi pembangunan bisa cacat,” ujar Mukhtar di hadapan peserta.
La Sarido, SP., MP., seorang akademisi sekaligus aktivis sosial, menyoroti keterkaitan antara kewajiban warga dan tatanan etika publik. Menurutnya, hak sebagai warga tak bisa berdiri sendiri tanpa kesadaran menjalankan kewajiban yang inheren.
“Ketika kita menuntut hak pelayanan publik, kita pun harus menjalankan kewajiban membayar pajak, menjaga lingkungan, dan terlibat dalam proses perencanaan desa,” jelas La Sarido, yang disambut anggukan peserta.
Diskusi dipandu dengan lugas oleh moderator Rudi, SP., MP., yang secara dinamis menjaga alur pembahasan tetap tajam namun mudah dipahami warga dari berbagai latar belakang. Ia juga memberikan ruang tanya jawab yang hidup, di mana warga menyuarakan kegelisahan tentang akses informasi pemerintah dan keterlibatan dalam musyawarah kampung.

Uniknya, kegiatan ini tidak berlangsung formal dan kaku. Di sela diskusi, panitia menyajikan kopi lokal Kutai dan kue tradisional sebagai simbol keberagaman budaya yang melekat pada semangat demokrasi. Kehangatan inilah yang membuat diskusi tak sekadar acara, tetapi menjadi forum reflektif yang memperkuat kebersamaan.
Safuad, SE., sebagai penggagas kegiatan, menuturkan bahwa acara ini telah menjadi agenda rutin untuk mengedukasi masyarakat secara langsung. “Kami tak ingin demokrasi hanya jadi wacana di atas panggung politik. Demokrasi adalah bagaimana warga bicara, mendengar, dan bersama merancang masa depan,” ujarnya penuh semangat.
Menjelang senja, acara ditutup dengan harapan: agar warga lebih sadar akan posisi mereka dalam negara, bukan sebagai penonton, melainkan sebagai aktor utama. Di tengah gejolak nasional dan tantangan global, suara-suara lokal seperti di Sangatta Selatan inilah yang terus menjaga nyala demokrasi Indonesia. (Info Publik/Red)
Post Comment