Reruntuhan Musala Al Khoziny: 40 Santri Ditemukan Tewas, Operasi SAR Diperpanjang

Nusapala.id. Sidoarjo – Tim SAR gabungan kembali menemukan korban meninggal dunia dari reruntuhan musala Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Hingga Minggu (5/10/2025) pukul 18.00 WIB, total 40 jenazah berhasil dievakuasi dari lokasi bangunan empat lantai yang ambruk sejak sepekan lalu.

Alat berat berupa eskavator dan pemecah beton terus dikerahkan untuk mengais puing. Seiring akses ke lokasi yang semakin terbuka, penemuan korban pun meningkat signifikan. Pada Minggu saja, tim menemukan 15 jenazah—angka tertinggi sejak operasi pencarian dimulai.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan jenazah yang ditemukan langsung dimasukkan ke kantong khusus, disemprot disinfektan, lalu dibawa ke RS Bhayangkara untuk diidentifikasi oleh tim DVI.

“Setiap korban yang berhasil ditemukan memberikan kepastian bagi keluarga dan wali santri yang menunggu kabar,” ujar Abdul dalam keterangannya.

Potongan Tubuh Juga Ditemukan

Selain jenazah utuh, tim SAR juga menemukan empat potongan bagian tubuh manusia. Namun, bagian tubuh itu belum dipastikan apakah berasal dari korban yang sama atau berbeda. Identifikasi lebih lanjut masih dilakukan tim DVI.

Sementara itu, data dari pondok pesantren menyebutkan masih ada 23 korban dalam pencarian. Namun, BNPB menegaskan angka ini belum bisa divalidasi sepenuhnya, karena ada kemungkinan sejumlah santri tidak tercatat hadir, tetapi masuk dalam daftar korban hilang.

Operasi SAR Diperpanjang

Operasi SAR sudah memasuki hari ketujuh sejak insiden terjadi pada Senin (29/9). Sesuai prosedur, masa pencarian biasanya berlangsung tujuh hari. Namun, mengingat masih ada korban yang belum ditemukan, operasi diputuskan untuk diperpanjang.

“Sejak hari keempat, pencarian difokuskan untuk evakuasi jenazah. Operasi akan terus dilakukan hingga dipastikan tidak ada lagi korban di lokasi,” tambah Abdul.

Hingga kini, alat berat masih bekerja di lokasi, tim SAR siaga di lapangan, dan ambulans berjaga untuk membawa setiap jenazah yang berhasil ditemukan. Seluruh unsur mulai BNPB, Basarnas, Kementerian Kesehatan, hingga relawan dan pemerintah daerah bekerja selama 24 jam penuh.

“Semua pihak hadir bukan hanya untuk menjalankan tugas, tetapi sebagai bentuk nyata kepedulian kemanusiaan,” tutup Abdul.

Post Comment