Pilkada Balikpapan 2024: Tantangan dan Peluang di Tengah Dominasi Golkar
POLITIK, NUSAPALA.ID – Menjelang Pilkada Balikpapan 2024, suasana politik di kota ini terlihat tenang meskipun pendaftaran bakal pasangan calon akan dimulai pada 24 hingga 26 Agustus 2024. Hingga saat ini, belum ada pasangan calon yang secara resmi mendeklarasikan diri untuk menantang calon petahana, Rahmad Mas’ud, yang kembali mencalonkan diri.
Berdasarkan hasil Pemilu Legislatif (Pileg) 2024, Partai Golongan Karya (Golkar) kembali menunjukkan dominasi yang kuat di Balikpapan dengan perolehan suara sebanyak 122.584, yang setara dengan 32,20 persen dari total suara sah. Di posisi kedua terdapat Partai NasDem dengan 45.259 suara (11,89 persen), diikuti oleh PDI Perjuangan yang meraih 43.778 suara (11,50 persen). Dominasi ini menjadi salah satu faktor yang menarik perhatian dalam menjelang pemilihan kepala daerah.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Balikpapan telah mempersiapkan diri menghadapi pendaftaran bakal pasangan calon kepala daerah yang dijadwalkan pada 27 hingga 29 Agustus 2024. Meskipun tingkat antusiasme politik tampak rendah, perhatian publik kini tertuju pada potensi munculnya ‘kotak kosong’ atau ‘kokos’ jilid dua, yang pernah terjadi dalam Pilkada sebelumnya. Komisioner KPU Kota Balikpapan, Farida Asmauanna, mengungkapkan bahwa sosialisasi terkait pencalonan kepala daerah telah dilakukan secara intensif dengan 18 partai politik serta tokoh masyarakat, agama, dan adat.
Farida juga menjelaskan bahwa KPU telah menyiapkan prosedur untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan, termasuk perpanjangan masa pendaftaran jika hanya satu pasangan calon yang mendaftar. “Kami akan membuka perpanjangan waktu pendaftaran jika hanya ada satu paslon yang mendaftar. Ini untuk memastikan bahwa peluang untuk kotak kosong dapat diminimalkan,” katanya, menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi.
Isu kotak kosong juga menjadi perbincangan hangat di kalangan politisi dan masyarakat, apalagi dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengatur teknis pencalonan. “Putusan MK diperkirakan akan berpengaruh signifikan terhadap dinamika Pilkada kali ini,” ujar seorang politisi yang tidak ingin disebutkan namanya.
Saat ini, perhatian publik tertuju pada siapa yang akan maju sebagai calon dan bagaimana konstelasi politik akan terbentuk di Balikpapan. Dalam situasi ini, Golkar, sebagai kekuatan politik terbesar, memegang kunci penting dalam menentukan arah politik daerah. Pengamat politik juga mengantisipasi bahwa situasi ini akan memengaruhi strategi dan langkah-langkah calon-calon potensial menjelang hari pemungutan suara.
Kota Balikpapan kini menunggu dengan penuh harap dan ketegangan, siap menyambut pertarungan politik yang akan berlangsung, serta mempertimbangkan implikasi yang lebih luas bagi masa depan daerah ini. (*)