Penguatan Demokrasi Daerah: Safuad Tekankan Pentingnya Hak Warga Negara dalam Pemilu

KUTAI TIMUR, NUSAPALA.ID – Ratusan warga Kutai Timur di Kelurahan Singa Gembara menghadiri Penguatan Demokrasi Daerah 2025 pada Sabtu (15/2) yang diinisiasi oleh Anggota DPRD Kaltim, Safuad. Penguatan Demokrasi Daerah yang bertemakan “Hak Warga Negara dalam Pemilu & Pilkada” ini menghadirkan narasumber kompeten dan membahas isu-isu krusial terkait demokrasi.

Safuad, anggota Komisi I DPRD Kaltim dari daerah pemilihan 5 (Kutai Timur, Berau dan Bontang) Kalimantan Timur, membuka acara dengan menekankan pentingnya partisipasi aktif warga dalam proses demokrasi. “Pemilu dan pilkada adalah momen krusial bagi kita untuk menentukan arah daerah kita lima tahun ke depan,” ujarnya. “Setiap suara memiliki nilai yang sama, dan partisipasi kita adalah kunci untuk mewujudkan pemimpin yang amanah dan membawa perubahan positif.”

Safuad juga mengingatkan tentang bahaya golput atau tidak menggunakan hak pilih. Menurutnya, golput sama saja dengan menyerahkan keputusan kepada orang lain. “Jika kita tidak menggunakan hak pilih kita, bagaimana kita bisa berharap mendapatkan pemimpin yang sesuai dengan harapan kita?” tanyanya.

Acaara ini menghadirkan dua narasumber yang kompeten di bidangnya, yaitu Ulfa Jamilatul Farida, S.Ip., S.Hi., M.Si dan Rudi, S.P., M.P. Ulfa, seorang akademisi dan pengamat politik, menjelaskan bahwa hak memilih adalah hak fundamental yang dijamin oleh undang-undang. “Setiap warga negara memiliki hak untuk memilih dan dipilih,” tegasnya. “Hak ini tidak boleh dirampas atau diabaikan.”

Ulfa juga menyoroti pentingnya pemilih untuk cerdas dan kritis dalam menentukan pilihan. “Jangan hanya memilih berdasarkan popularitas atau iming-iming sesaat,” ujarnya. “Pilihlah pemimpin yang memiliki visi yang jelas, rekam jejak yang baik, dan komitmen untuk memperjuangkan kepentingan rakyat.”

Rudi, yang merupakan seorang praktisi hukum dan ahli pemilu, memaparkan berbagai tantangan dalam pelaksanaan pemilu dan pilkada di Indonesia. Ia menyoroti masalah daftar pemilih yang tidak akurat, praktik politik uang, dan intimidasi pemilih. “Kita harus bersama-sama mengawal proses pemilu agar berjalan dengan jujur, adil, dan transparan,” tegasnya.

Rudi juga mengajak masyarakat untuk aktif melaporkan jika menemukan indikasi pelanggaran pemilu. “Jangan takut untuk melaporkan praktik politik uang atau intimidasi,” ujarnya. “Dengan partisipasi aktif kita, kita bisa mewujudkan pemilu yang bersih dan demokratis.”

Sesi diskusi dan tanya jawab menjadi bagian yang menarik dari seminar ini. Peserta antusias mengajukan pertanyaan dan berbagi pengalaman terkait pemilu dan pilkada. Seorang peserta, Bapak Ahmad, menanyakan tentang bagaimana cara meningkatkan partisipasi pemilih, terutama di kalangan generasi muda.

Ulfa menjawab bahwa pendidikan politik sejak dini adalah kunci untuk meningkatkan partisipasi pemilih. “Kita harus menanamkan nilai-nilai demokrasi dan pentingnya hak suara kepada generasi muda sejak dini,” ujarnya. “Selain itu, kita juga perlu memanfaatkan media sosial dan platform digital untuk menjangkau generasi muda dan mengajak mereka untuk berpartisipasi dalam pemilu.”

Safuad berharap acara ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Kutai Timur tentang pentingnya hak suara mereka. “Dengan partisipasi aktif seluruh warga, kita bisa mendapatkan pemimpin yang amanah dan membawa perubahan positif bagi Kutai Timur,” pungkasnya.

Safuad juga menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara ini, termasuk narasumber, moderator, panitia, dan peserta. Ia berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan untuk memperkuat demokrasi di Kalimantan Timur.