Peluang Usaha Sangat Luas, Salah Satu Dampak Positif IKN
NASIONAL, NUSAPALA.ID – Dampak positif yang dihadirkan oleh IKN Nusantara di Kalimantan Timur semakin terlihat, terutama dalam menciptakan peluang usaha yang melimpah bagi masyarakat setempat. Dengan hadirnya IKN, penduduk Sepaku kini tidak lagi bergantung pada sektor pertanian dan perikanan sebagai sumber penghidupan utama mereka. Selama sepuluh tahun di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, Ibu Kota Nusantara telah mulai terwujud, membawa perubahan yang signifikan bagi kehidupan masyarakat di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, serta daerah sekitarnya.
Sebelum kehadiran IKN, sebagian besar masyarakat di Sepaku mengandalkan hasil berkebun dan penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Namun, kehadiran IKN telah memicu transformasi besar dalam struktur ekonomi setempat. Dengan banyaknya peluang pekerjaan yang tersedia, masyarakat mulai menjelajahi sektor-sektor baru yang sebelumnya tidak terbayangkan. Ekspansi ekonomi ini terlihat jelas dengan banyaknya warga yang beralih dari profesi tradisional menjadi pelaku usaha di berbagai bidang baru.
Usaha yang kini banyak diminati oleh masyarakat meliputi pengelolaan kos-kosan, penyediaan penginapan, penjualan air bersih, dan berbagai Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Pertumbuhan ini sangat dipengaruhi oleh masuknya banyak pendatang dari luar daerah yang datang untuk bekerja di IKN, yang semakin meningkatkan permintaan akan berbagai layanan dan produk.
Wawan, seorang penduduk setempat, menyampaikan rasa syukurnya atas hadirnya IKN yang telah membantu warga Sepaku mendapatkan pekerjaan. Ia menyatakan, “Alhamdulillah, sejak ada IKN, warga di Sepaku tidak lagi kesulitan mencari pekerjaan. Usaha apa saja di sini laku, tergantung kreativitas individu masing-masing.”
Salah satu sektor usaha yang paling menonjol adalah jual beli air bersih. Pelaku usaha di Sepaku memanfaatkan sungai yang ada untuk mengambil sumber air, yang kemudian dijual kepada konsumen. Mereka bisa membeli air dengan harga sekitar Rp 5.000 per tandon (kapasitas 1.000 liter) dan menjualnya kembali dengan harga antara Rp 80.000 hingga Rp 100.000, tergantung pada jarak pengiriman. Rahmad, salah satu pelaku usaha air bersih, menjelaskan mekanisme ini.
Di samping usaha air bersih, sektor penginapan dan kos-kosan juga merasakan lonjakan permintaan. Kehadiran para pekerja IKN dari luar daerah menciptakan peluang pasar baru bagi usaha ini. Sebelumnya, tarif sewa penginapan berkisar Rp 150.000 per malam, kini harganya telah melambung hingga Rp 450.000 per malam, terutama untuk kamar dengan fasilitas minimal di sekitar Penajam. Wiwin Suwandi, seorang pelaku usaha penginapan di Sepaku, menjelaskan bahwa harga penginapan kini menyesuaikan dengan tingginya permintaan.
Kenaikan harga juga terjadi di sektor kos-kosan dan rumah kontrakan. Sewa kos-kosan yang dulunya berkisar Rp 500.000 hingga Rp 700.000 per bulan kini bisa mencapai Rp 5 juta per bulan. Begitu juga dengan harga rumah kontrakan yang sebelumnya hanya Rp 5 juta per tahun, kini harganya melambung hingga Rp 125 juta per tahun. Meski tarif sewa melambung tinggi, usaha kos-kosan dan penginapan tetap ramai peminat, di mana para pendatang yang bekerja di IKN rela membayar lebih untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak.
Peluang usaha yang muncul dari kehadiran IKN bukan hanya memberikan manfaat bagi warga lokal, tetapi juga menciptakan banyak lapangan pekerjaan baru bagi pendatang. Dampak positif dari kehadiran IKN menyebar ke berbagai sektor, menjadikan Kecamatan Sepaku sebagai pusat ekonomi yang baru di wilayah tersebut. Dengan terus bertambahnya jumlah pekerja dan pendatang yang mencari nafkah di sana, potensi ekonomi Kecamatan Sepaku diperkirakan akan terus meningkat, yang pada gilirannya akan membawa kesejahteraan lebih bagi masyarakat setempat.