Dinas Perkebunan Kalimantan Timur melatih pemberdayaan kelompok tani kopi di Kutai Kartanegara.

KUTAI KARTANEGARA, NUSAPALA.IDDinas Perkebunan Kaltim mengadakan sesi pelatihan untuk petani kopi di Desa Prangat Baru, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara. Pelatihan ini berfokus pada teknik pendampingan dan strategi pemberdayaan kelompok tani.

“Kami berusaha meningkatkan kemampuan dan peningkatan kesadaran petani melalui pendampingan, penyuluhan dan pelatihan. Pengembangan usaha jaringan melalui kerja sama, peningkatan pembinaan melalui motivasi, fasilitasi dan bimbingan teknis,” kata Fahrozi.

Ia mengatakan, kegiatan pelatihan ini berlangsung selama dua hari, yaitu pada 10-11 Juli 2024.

“Melalui pelatihan ini diharapkan petani mampu bersaing dalam budidaya dan pemasaran hasil, sehingga harga di tingkat petani bisa lebih baik,” ujar Fahrozi.

Fahrozi memaparkan bahwa industri perkebunan di Kaltim sebenarnya sedang berkembang pesat dan berpotensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Namun, ia juga mengemukakan bahwa sektor ini masih menghadapi beberapa hambatan serius.

Tiga masalah utama yang ia sebutkan adalah rendahnya tingkat produktivitas, kurang kuatnya institusi petani, dan ketidakteraturan dalam sistem pemasaran hasil produksi.

“Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Kalimantan Timur berupaya memperluas areal tanaman, intensifikasi, rehabilitasi dan peremajaan tanaman,” jelasnya.

Fahrozi menekankan bahwa sesi pelatihan ini adalah salah satu inisiatif krusial untuk mewujudkan target yang diinginkan. Program ini dirancang khusus untuk mempererat ikatan antar petani dan meningkatkan motivasi mereka, dengan harapan dapat memperkuat struktur kelembagaan petani dan mendorong perkembangan yang lebih pesat.

“Peningkatan sumber daya manusia bagi petani tidak mudah dan memerlukan pendampingan intensif serta berkesinambungan dari petugas lapangan,” jelasnya.

Tujuan diadakannya pelatihan ini adalah untuk memfasilitasi komunikasi yang lebih efektif antara penyuluh dengan kelompok tani (poktan) atau gabungan kelompok tani (gapoktan) yang mereka bina. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendampingan yang diberikan oleh para penyuluh.