Rupiah Kembali Melemah, Menteri Keuangan, Guburner Bank Indonesia Dan Ketua Dewan Komisioner OJK dipanggil Jokowi
NASIONAL, NUSAPALA.ID – Penutupan perdagangan pada Kamis (20/6) menunjukkan nilai tukar rupiah kembali melemah, ditutup pada level Rp16.422 per dolar AS, turun 56 poin atau 0,35 persen dari perdagangan sebelumnya. Melemahnya rupiah ini telah memicu reaksi dari Presiden Joko Widodo, yang memanggil beberapa pejabat ekonomi utama ke Istana Kepresidenan untuk membahas situasi ini. Mereka yang dipanggil termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dan Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar.
Sri Mulyani mengonfirmasi bahwa pertemuan tersebut memang fokus pada masalah nilai tukar rupiah. Situasi ini tidak hanya terjadi pada rupiah, tetapi juga mata uang lainnya di Asia, yang mayoritas juga melemah. Dolar Singapura melemah 0,08 persen, baht Thailand turun 0,10 persen, ringgit Malaysia melemah 0,04 persen, dan won Korea Selatan turun 0,22 persen. Mata uang lainnya seperti rupee India, yen Jepang, dan yuan China juga mengalami penurunan, masing-masing sebesar 0,09 persen, 0,09 persen, dan 0,04 persen.
Namun, ada beberapa mata uang di kawasan Asia yang menguat, seperti peso Filipina yang naik 0,02 persen dan dolar Hong Kong yang menguat 0,03 persen. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan terhadap mata uang di Asia bervariasi, meskipun mayoritas mengalami pelemahan.
Fluktuasi nilai tukar mata uang di kawasan Asia, termasuk Indonesia, dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik. Pemerintah dan otoritas keuangan terus memantau dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan nilai tukar rupiah.